Migrasi ke Linux – Halo Pembaca!! Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan migrasi Linux untuk bekerja sehari-hari. Beberapa tahun terakhir ini saya memang tidak atau jarang menggunakan Linux, tepatnya semnjak saya mengenal Hackintosh atau Macintosh X yang diinstal di sistem non-Mac. Jujur saja, saya sebenarnya sudah kecanduan akut menggunakan OS Mac OS X karena cukup nyaman dan stabil digunakan. Setelah saya memensiunkan netbook Acer Aspire One 531H yang selama ini saya gunakan dan menggantikannya dengan Dell Vostro 5470, saya belum bisa (baca: malas utak-atik ) instal Mac OSX. Bagaimana dengan Windows? Entah mengapa saya nggak nyaman bekerja dengan Windows, maka saya memutuskan untuk berpaling ke Linux. Saya sendiri sebenarnya telah mengenal Linux sejak SMA dan aktif ngoprek dan coba-coba distro Linux di masa kuliah.
Berburu Distro Linux
Pertanyaan pertama yang muncul ketika saya memutuskan untuk beralih ke Linux adalah, mau pakai distro apa? Seperti yang kita ketahui, saat ini ratusan distro Linux yang menawarkan keunggulan dan fitur masing-masing. Pilihan pertama jatuh pada Linux Mint 17 Qiana 64-bit dengan desktop environment Cinnamon. Mengapa saya pilih Linux Mint? Semenjak Mandriva bubar, saya jatuh cinta dengan distro Linux Mint ini dan selalu mengikuti perkembangan atau beritanya. Namun setelah saya instal di Dell Vostro 5470, ada sejumlah kekurangan yang membuat saya nggak nyaman. Awalnya saya ingin mencoba kembali dengan Linux Mint 17 Qiana dengan desktop MATE, tetapi nngak jadi karena teman saya menyarankan untuk mencoba Netrunner 14 Frontier yang menggunakan basis Ubuntu Linux, sama seperti Linux Mint.
Baca juga: Langkah Install Linux Mint 17 Qiana
Netrunner 14 Frontier
Oke, sesuai dengan saran teman, saya kemudian mengunduh atau download distro Netrunner 14 Frontier di sini dengan ukuran 1,4GB untuk varian 64-bit. Oiya, Netrunner ini juga tersedia varian Rolling Release, tetapi menggunakan basis dari Manjaro yang masih keluarga dengan Arch Linux. Berhubung saya belum pernah menggunakan Arch dan turunannya, saya pilih yang basis Ubuntu saja deh (cari aman dan gampang ). Setelah download selesai, langsung deh saya install Netrunner 14 Frontier dan semuanya berjalan dengan baik di laptop Dell Vostro 5470, kecuali pengaturan brightness. Berightness-nya bisa diatur, tetapi kita baru bisa merasakan efeknya setelah restart sistem… Agak ribet sih, tapi semiga diperbaiki di rilis yang akan datang. Sebagai seorang tukang ketik content writer, saya tidak menggunakan software atau aplikasi yang aneh-aneh, cukup email client, text editor, browser, dan image editor ringan. Nah ketika saya pakai Mac, semua aplikasi tersebut sudah tersedia dan saya nyaman menggunakannya. Tapi kini saya harus keluar dari posisi nyaman dan mencari padanan software yang paling nyaman di Linux.
Baca juga: Review Kamera Nokia Lumia 625, Berkekuatan 5 Megapiksel
Email Client
Apple Mail adalah salah satu aplikasi email client yang terbaik yang pernah saya gunakan. Antarmuka aplikasi Mail ini simpel, intuitif, dan elegan, khasi aplikasi Mac OS X. Mail ini dilengkapi dengan RSS feed yang merupakan senjata utama saya untuk memburu berita terbaru dengan cepat dan tanpa harus membuka laman web melalui browser. Hali ini sangat menghemat waktu, karena saya dapat dengan mudah menyeleksi konten mana yang akan saya rewrite/seleksi konten dengan membaca headline dan rangkuman yang telah tersedia tanpa harus susah-susah membuka websitenya. Setelah menemukan konten yang akan di-rewrite, baru deh saya klik tautannya dan menuju website yang dimaksud. Sayangnya, RSS feed di Mail ini kadang suka ngadat atau nggak mau nge-load update terbaru, sehingga saya harus beberapa kali melakukan restart agar dapat kembali berfungsi :).
Thunderbird adalah aplikasi email client yang saya pilih untuk menggantikan Apple Mail. Secara umum, fitur dan kemampuan yang ditawarkan oleh Thunderbird iini setara dengan Apple Mail. Thunderbird juga menyediakan fasilitas RSS feed yang membantu saya untuk berburu artikel dan kabar terbaru tentang gosip terkini teknologi. Satu hal yang saya suka dari RSS feed milik Thunderbird ini adalah download atau update kontennya cepet banget (dipengaruhi koneksi internet juga ini 🙂 ), jauh lebih cepat dari Apple Mail. Tapi tampilan antarmuka Thunderbird ini tak sekeren dan sesimpel Mail.
Baca juga: Review Asus X200CA-KX188D Putih, Bertenaga Intel Celeron 1007U
Text Editor
TextEdit yang merupakan aplikasi bawaan Mac OS X ini juga merupakan salah satu aplikasi text editor terbaik untuk menulis artikel yang pernah saya gunakan. Jika dibandingkan dengan Notepad milik Windows, menurut saya jelas TextEdit lebih unggul. Aplikasi TextEdit menyimpan dokumen secara default dengan format Rich Text atau .rtf. Satu hal yang saya suka dari TextEdit ini adalah saat kita mengopy teks dari laman web, maka formatnya akan ikut terbawa ke TextEdit. Jadi saat saya paste teks ke TextEdit, misal ada kata-kata yang sudah italic dari sumbernya, di sini juga ikutan italic sehingga saya tidak perlu melakukan format ulang teks yang saya kopi. Teks yang dibuat di TextEdit ini juga tidak perlu diatur spasinya ketika dipaste di WordPress.
Agak sulit mencari text editor yang memiliki fitur yang mirip dengan TextEdit, tetapi saya akhirnya memilih KWrite setelah sebelumnya sempat menggunakan Kate. Secara umum KWrite ini agak berbeda dengan TextEdit dan saya harus membiasakan diri untuk menggunakannya. Setelah beberapa hari menggunakan KWrite, saya mulai terbiasa dan merasakan beberapa fitur yang ternyata sangat membantu saya, yakni autocomplete untuk kata yang sudah di ketik di artikel. Melakukan find dan replace kata di KWrite juga lebih simpel dan cepat dari TextEdit.
Baca juga: Acer Aspire One 531H aka Si Merah Akhirnya Pensiun…
Browser
Chrome di Netrunner 14 Frontier
Mengenai browser, saya telah menemukan jodoh yang pas di hati yakni Google Chrome. Sebelumnya saya adalah pengguna browser Mozilla Firefox, tetapi semenjak menjadi content writer, saya memilih Chrome untuk menemani bekerja. Browser Google Chrome ini tersedia di Mac OS X maupun di Linux. Saat saya menjalankan netrunner 14 Frontier pertama kali, hal yang pertama kali saya lakukan adalah mengunduh dan menginstall Chrome.
Image Editor Ringan
Pixelmator adalah aplikasi image editor ringan yang saya gunakan di Mac OS X (versi bajakan
). Sebenarnya terlalu overkill menggunakan aplikasi sekelas Pixelmator untuk sekadar resize, crop, dan konversi seperti yang sering saya lakukan. Fitur yang ditawarkan oleh Pixelmator ini cukup lengkap, mungkin setara dengan GIMP di Linux, tapi saya jarang pakai fitur dan fasilitas yang ditawarkan.
Baca juga: Update Windows Phone 8.1 Lumia Cyan Melalui OTA (Over the Air)
Gwenview adalah image viewer bawaan KDE yang sudah terinstal di Netrunner 14 Frontier. Aplikasi Gwenview ini memiliki fasilitas yang saya butuhkan untuk bekerja sehari-hari, seperti konversi gambar, resize, crop, rotate, dan fitur standar lainnya. Sayangnya, Gwenview tidak menyediakan pilihan untuk menambahkan teks ke gambar yang sedang di edit. Sehingga saya harus menggunakan aplikasi lain untuk menambahkan teks di gambar. Secara umum saya sudah puas dengan fitur dan kemampuan yang ditawarkan oleh Gwenview.
Bekerja dengan Linux
Akhirnya terwujud juga impian saya ketika jaman SMA dulu, yakni menggunakan sistem operasi Linux untuk bekerja. Dulu saat saya pertama kali mengenal Linux, saya sudah tertarik dengan sistem operasi open source ini. Berbekal rasa ingin tahu dan modal nekat, saya mulai mencoba menginstal, mencoba, dan menggunakan sistem operasi ini. Hal ini berlanjut hingga saya kuliah D3 dulu. Namun saat saya lulus dan bekerja, ternyata saya malah kesengsem sama hackintosh dan menggunakan sistem operasi itu untuk bekerja. Kini setelah saya mengganti netbook lama saya dengan laptop baru, saya mulai kembali menggunakan Linux. Oke, sampai di sini dulu posting kali ini, semoga bermanfaatbagi pembaca semua :).
Anda mungkin suka: Pantai Pandansari, Sunyi dan Sepi…
wah saya lebih suka sama debian haha
Hehehehe saya lagi nyaman sama netrunner 😀
Kerja content writer itu apamas? Kantornya dimana?
Baca di bagian About blog ini mas 🙂
Wah sidomi y, webnya g bersahabat kl pk hp, lain kali diceritain mas ttg pekrjaan cont writernya penasaran he he ..
wah dit .. sudah mulai produktif rupanya dengan laptop baru :-p … tapi sekarang mobile-nya berkurang dong yah … kan gede laptopnya
.
BTW … masalah brightness rupanya bukan hanya menimpa ente. ane juga, tapi paling engga engga separah ente yg harus reboot … ane cm engga bisa fn (brightness) aja
Pengennya sih yang kecil bro, tapi kasian nih mata liat layar kecil, minusnya naik, hehehehe… Yah pilih yang besar dengan konsekuensi ribet bawanya 😀
Nah itu dia , nunggu rilis Linux berikutnya, biasanya ilang sendiri 😀
di costumize kaya bli cahaya dit biar keren http//catatan.legawa.com/2014/05/kombinasi-helium-dan-nitrux-pada-kde-opensuse/ 😆
Wah mayan keren tuh, ntar deh kalo ada waktu, ane custom biar rada keren 😀
Aku belom pernah pakai linux… Takut gak bisa pakai
Gampang kok mbak, heheehe 😀
huhuy ..dit, wikend ini ngoprek linux ah … udah nyobain sekilas. bener kata dikau. enaaakkk banget kde versi ini
beda baget sama yg linuxmint sekalipun! … terus superbar aka keyboard gambar windows bisa manggil menu KDE! linux mint aja harus instal skrip! ini lancar tinggal pake! emang fn semua bisa dipake kecuali brightness … harus manual ke menu. masih bug ternyata dan ini bukan salah netrunner. babehnya (ubuntu) yg masih belom memperbaiki sejak 13.10
Nunggu diperbaiki deh, kalo masalah brightness udah clear, maka sempurna sudah Netrunner di laptop saya, hahahahahah
Masalah bawaan babehnya ya, pantes Linux Mint 17 juga sama kayak gitu. Netrunner ini emang nyaman banget bro, jadi semangat kalo kerja pake OS ini, hehehehe 😀
saya kagum sama homerun kicker menu-nya netrunner … bener-bener simple kayak xp tapi ada search menu kayak windows 7 😀 … jangan-jangan si windows 9 terinspirasi dari ini LOL … *udah liat kan menu windows terbaru*
Iya bro, start menu Windows 9 bisa diaktifkan atau digantikan dengan Start Screen. Bahkan bisa Start Menu-nya ada live tilenya, hahaha.. Niru OS Linux & Mac, win 9 juga bawa virtual desktop, hehehe….
Netrunner paling nyaman menurun ane, saat ini 🙂
oiya dit, mau tanya …
apa netrunner dikau bisa instal download manager? uget misalnya? ini kok error terus yah?
Aku ndak pernah pakes sih, tapi barusan ta coba instal uget lancar jaya bro 😀
Btw kali ini netrunnerku rajin ta update 😀
oiya, bagaimana hasil update? tdk ada masalah kah? pas baru install saya update malah KDEnya gak resposif, usb kedetek tapi engga bisa akses dll … plus itu tadi gak bisa install aplikasi. terpaksa saya install ulang, sekarang sih saya udah update yg software saja, system terutama kernel yg hadir saya lewat … ngeriiiiii
netrunner engga kayak linux mint yg menyediakan “level” seberapa penting dan stabil update-an sih yah kayak ubuntu …
Saya update semanya bro, mulai dari software sampai systemnya, kernel juga update kalo ada di daftar update, hehehehe… lancar jaya sejauh ini, nggak ada masalah… Cuma ya itu, brightness-nya itu lho… gak sembuh-sembuh.. Btw ane pake repo kambing 😀
binggung … kenapa yah kemaren … semoga sekarang bagus deh … mungkin kemaren ada yg engga ke donlot atau gimana kali yah …
Mungkin bro, ini udah enak banget kok make nya, hehehe 😀
terimakasih postingannya
sama-sama gan 😀
aku nyimak awe
Mgikut nggak papa mbak 😀
gan, tolongin saya instal wifi usb tp link wn727n v4 dunk di netrunner ini, uda 3 hari ini slalu keliling en cubain tutor nya slalu gagal,, aku pake asus x101h,, ini rinciannya gan,, maaf ya
root@lay-X101H:/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508# make
make -C tools
make[1]: Entering directory `/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/tools’
gcc -g bin2h.c -o bin2h
make[1]: Leaving directory `/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/tools’
/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/tools/bin2h
cp -f os/linux/Makefile.6 /home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux/Makefile
make -C /lib/modules/3.13.0-36-generic/build SUBDIRS=/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux modules
make[1]: Entering directory `/usr/src/linux-headers-3.13.0-36-generic’
CC [M] /home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux/../../os/linux/rt_linux.o
/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux/../../os/linux/rt_linux.c: In function ‘__RtmpOSFSInfoChange’:
/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux/../../os/linux/rt_linux.c:1136:20: error: incompatible types when assigning to type ‘int’ from type ‘kuid_t’
pOSFSInfo->fsuid = current_fsuid();
^
/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux/../../os/linux/rt_linux.c:1137:20: error: incompatible types when assigning to type ‘int’ from type ‘kgid_t’
pOSFSInfo->fsgid = current_fsgid();
^
make[2]: *** [/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux/../../os/linux/rt_linux.o] Error 1
make[1]: *** [_module_/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux] Error 2
make[1]: Leaving directory `/usr/src/linux-headers-3.13.0-36-generic’
make: *** [LINUX] Error 2
root@lay-X101H:/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508# make install
make -C /home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux -f Makefile.6 install
mkdir: cannot create directory ‘/etc/Wireless’: File exists
make[1]: Entering directory `/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux’
rm -rf /etc/Wireless/RT2860STA
mkdir /etc/Wireless/RT2860STA
cp /home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/RT2860STA.dat /etc/Wireless/RT2860STA/.
install -d /lib/modules/3.13.0-36-generic/kernel/drivers/net/wireless/
install -m 644 -c rt3290sta.ko /lib/modules/3.13.0-36-generic/kernel/drivers/net/wireless/
install: cannot stat ‘rt3290sta.ko’: No such file or directory
make[1]: *** [install] Error 1
make[1]: Leaving directory `/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508/os/linux’
make: *** [install] Error 2
root@lay-X101H:/home/lay/DPO_RT3290_LinuxSTA_V2600_20120508#
thanks gan, moga bisa membantu aku ya,, aku baru se mencuba linux, jadi ketagihan ni,,
Saya senang sekali akang kembali menulis artikel Linux. Lebih senang lagi ternyata judulnya Migrasi ke Linux. Dari Mac OS X pula. Saya berencana mengunduh Netrunner gara-gara tulisan akang yang demikian persuasif ini. Terima kasih.
Tulisan akang komprehensif, seperti biasa. Penayangan perbandingan aplikasi yang demikian jelas one by one, membantu pembaca memahami lebih cepat.
Iya kang, rencananya saya memang mau nulis Linux lagi… kebetulan sudah pakai Linux untuk sehari-hari menggantikan Mac, hehehe
Mantap, lengkap sekali, terima kasih
Sama-sama gan 😀